Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil

Dinas hari ini diantar pak supir bus dan angkot... Selaluuu ada cerita di setiap perjalanan... Kali ini berkaitan dengan pintu rezeki manusia... ---- Di dekat Pusdai...naiklah 2 orang anak perempuan yang kehadirannya terlihat tidak disukai sang supir angkot... Tak lama kemudian...mereka membagikan amplop putih yang bertuliskan kalimat di gambar...bukan kali ini saja saya bertemu dengan anak2 seperti mereka, membagikan amplop kosong dengan tujuan diberi...biasanya sih mereka sambil mengamen atau sambil ceramah... Tapi kali ini berbeda...kedua anak perempuan itu terlihat tidak ada usaha lain selain membagikan amplop tadi...tidak pakai basa basi juga...malah mereka asik mengobrol di "lawang panto" sambil nyuruput es kelapa muda...(ngabibita dikala cuaca puanaaass)... Sy melirik kepada penumpang lain...sepertinya mereka pun "ilfil" melihat kedua anak perempuan tadi...sama seperti sy...hanya memandangi tulisan di amplop sambil senyam senyum atau geleng2...

Mie Instan is Me Time

Saya bisa dibilang kurang sreg dengan istilah Me Time. Karena di tengah istilah Me Time yang sempat merebak,  kenyataannya saya kesulitan mendapatkan Me Time tersebut. Saat sesuatu akan dikatakan Me Time, kenyataannya saya masih aja digangguin bocah. Contoh kecil adalah aktifitas bobo siang di hari libur. Saya termasuk orang yang bisa dibilang tidak punya hari libur. Walau tanggal merah seringnya beredar. Beredar bukan untuk main tapi untuk bertugas. Maka jika saya mendapatkan tanggal merah dan bisa diam di rumah, ingin rasanya tidur seharian. Tapi apa daya, saat kepala baru saja nempel di bantal, datanglah para "perusuh" yang loncat-loncat di kasur lah, berebut mainan sampai salah satunya nangis lah, manggil-manggil minta dicebokin lah, dan lain sebagainya. Me Time sederhana lain yang selalu gagal adalah makan mie instan tanpa direcokin bocah. Masak mie instan bisa sembunyi-sembunyi, tapiii...setelah matang, wanginya merebak ke seluruh ruangan. Maka, sa

Belajar Berproses dan Berusaha

Hari ini, terasa sangat lelah.ㅤㅤ Mungkin afek akumulasi kegiatan selama 2 minggu kebelakang yang membuat ritme istirahat lebih banyak terganggu. Waktu tidur hanya berkisar 3-4 jam jam sehari. ㅤㅤ Sampai rumah pun tidak lekas beristirahat namun langsung mencuci pakaian oleh-oleh dari Ciwidey. Mengapa tidak ditunda saja? Karena cucian 2 hari kemarin pun belum terjamah. Sedangkan di tumpukan cucian itu ada seragam hari Senin. Emak harus menghitung waktu kapan harus setrika dan apa saja kegiatan penting di esok hari. Hal paling penting bagi emak adalah JANGAN MENUNDA PEKERJAAN. Karena dengan menunda maka beban bertambah. Sedangkan waktu tetap adanya. ㅤㅤ Anak-anak ingin makan durian. Karena memang sudah dari kemarin mereka menagih makan durian. Tapi emak sungguh lelah. Untuk membuka kulit durian saja rasanya tak sanggup. Tapi ternyata, Zena membukanya sendiri. Saya tidak melihat prosesnya. Hanya saja wangi durian semerbak tercium dari ruang belakang. Saat ditengok Zena Quin sedang me

Andaikan Semua Orang Menjadi Alarm untuk Dirinya Sendiri

Adakah yang... Pernah merasa menjadi orang yang paling berisik di dunia? Pernah merasa menjadi orang yang paling cerewet di dunia? Pernah merasa bagaikan menjadi alarm untuk orang lain?ㅤㅤ Mungkin jawabannya ada, karena...ㅤ Orang di sekeliling kita tidak semuanya memiliki inisiatif, kesadaran dan  tanggung jawab seperti yang kita harapkan. ㅤㅤ Jangankan untuk melakukan pekerjaan yang berat, hanya untuk membuka mata di pagi hari saja terkadang menjadi begitu sangat sulit. Alarm dari jam atau HP tidak mempan untuk membuka mata. Perlu ada alarm dari manusia dengan berbagai tone dari mulai rendah sampai tinggi. ㅤㅤㅤ Menjadi alarm untuk orang lain itu tidak mudah. Seringkali di cap berisik, cerewet, egois, tidak pengertian dan lain sebagianya. Padahal sungguh menjadi alarm untuk orang lain itu tidak mudah karena kita harus melakukan sebuah kegiatan sebelum meminta orang lain melakukannya. Bagaimana jadinya kalau kita meminta orang lain melakukan s

Saat Semakin Sibuk Maka Sudah Sepantasnya Lebih Menghargai Waktuㅤ

Dalam perjalanan hidup, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di waktu mendatang, bahkan satu detik kedepan.ㅤㅤ Demikian pun dengan aktifitas yang saya miliki sekarang, sama sekali tidak pernah terlintas sebelumnya. 1 hari harus menempuh lebih dari 3 tempat dengan aktifitas yang berbeda, dengan jarak yang berjauhan, tanpa menggunakan kendaraan pribadi. Jika di awal menjalani terasa berat, sekarang aktifitas tersebut sudah menjadi "habit". Tidak memakai kendaraan pribadi tak masalah, jaman sekarang semua serba mudah. Boros dong? Ah tidak juga, saya malah senang karena bisa berbagi dengan sesama dengan menggunakan jasa mereka. Lalu bagaimana semua aktifitas bisa terpenuhi? ㅤㅤ Bagi saya, aktifitas yang padat justru mengajarkan kita untuk lebih menghargai waktu. Waktu per hari hanya 24 jam, jika kita tidak bisa mengaturnya, maka hanya kerugian yang akan didapat. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi jg orang lain.ㅤ Dengan aktifit