Langsung ke konten utama

GUNAKAN WAKTU SESUAI PORSINYA




Pada kegiatan kali ini... Saya hanya berpesan kepada Zena untuk menyelesaikan mewarnai sesuai waktu yang disediakan....
Pesan tersebut berulang-ulang saya ucapkan... Karena apa?  Pada kegiatan lomba mewarnai sebelumnya... Zena terburu-buru sehingga proses mewarnai tidak tuntas... Zena terpengaruh oleh temannya yang sudah selesai terlebih dahulu dan memilih untuk bergabung untuk bermain....

Bukan masalah nanti akan menang atau tidak... Karena urusan itu adalah hak nya juri untuk menentukan...

Point utamanya adalah Zena harus menghargai waktu sesuai dengan porsinya...selain itu, kebiasaan terburu-buru pada akhirnya menyebabkan pekerjaan selesai jauh dari sempurna...

Alhamdulillah... Kali ini Zena  mengikuti pesan saya... Zena bisa menyelesaikan proses mewarnai walau dia termasuk 2 orang terakhir yang menyelesaikan kegiatan mewarnai tersebut...

Hasilnya pun jauh lebih baik dari sebelumnya...
Jauh lebih baik bukan berarti sempurna... Tapi saat sebuah hasil berada di atas tingkat ketuntasan kegiatan sebelumnya...

*warna rambut coklat?  Ga masalah... Karena jaman sekarang banyak orang yang dicat rambunya jadi coklat bahkan warna lain... 😄
* warna bunga hijau?  Ga masalah... Karena banyak daun yang secara sepintas bentuknya seperti bunga... 🍀
*disini bukan masalah benar dan salah warna sebuah objek... Biarlah anak berkreasi... Tapi setelah selesai.. Boleh lah ditanya, kenapa warna objek A ini ?kenapa warna objek B itu? Pasti anak akan memberikan alasannya... 😉

***
Pesan saya untuk Zena, harus berlaku untuk diri saya sendiri...
Gunakan waktu sesuai porsinya....

Dalam hidup ini... Yang menentukan porsi waktu kita adalah Alloh... Sang Pemilik Waktu dan Kehidupan...

Semoga bisa menggunakan waktu yang telah ditentukan oleh-Nya untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam hidup ini...Tanpa terburu-buru...

Pandangan positif atau negatif dari orang lain itu sah-sah saja... Karena manusia makluk berpikir... Maka kedua pandangan tersebut harus bisa menjadi pemacu... Hasil berpikir kita tanggapi dengan berpikir...

Orang lain mungkin hanya bisa beranggapan "ah kerja nya gitu doang", "enak banget ya kerjaanya", atau bahkan "ah kerjaan dia mah ga ada hasilnya"...

Bersyukurlah jika masih ada yang beranggapan begitu... Berarti saya selalu diperhatikan... Sehingga saya bisa terpecut untuk lebih baik lagi...

Urusan hasil...biar Sang Maha Juri yang menentukan... Karena Dia yang tahu bagaimana usaha saya... Karena hanya Dia yang tau bagaimana saya memanfaatkan waktu yang telah ditentukan.... Karena hanya Dia yang tau bagaimana otak dan hati saya bekerja untuk menyelesaikan setiap amanah... Amanah untuk kepentingan orang lain... Bukan hanya untuk kepentingan diri saya sendiri...

Sebagai pengingat... Banyak pekerjaan penting yang tidak selalu terlihat bagaimana proses bekerjanya... Kenapa itu terjadi?  Karena pandangan manusia terbatas...

Selalu percaya.... usaha tidak akan mengkhianati hasil...kalau hasil belum sesuai harapan.. Mungkin usaha saya belum maksimal...😊😊😊

#cikiciiiwww!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERUSUHAN SAMPIT (DAYAK VS MADURA) SALAH SATU ANCAMAN “HUMAN SECURITY’

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009) A.    Faktor Pemicu Kerusuhan Sampit Kerusuhan yang terjadi di Sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang terjadi antara Suku Dayak dan Madura sejak berdirinya Kalimantan Tengah . Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan. Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, terma

HUBUNGAN ANTARA TEORI SISTEM DAN FUTUROLOGI

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009)   A.    TEORI SISTEM  Konsep sistem telah diambil oleh ilmu sosial dari ilmu pasti, secara khusus dari fisika yang yang berhubungan dengan materi, energi, gerak, dan kekuatan. Semua konsep ini lebih diarahkan pada suatu pengukuran yang pasti dan mengikuti aturan-aturan tertentu. Ada yang mendefinisikan sistem dalam konteks pasti dan dalam persamaan matematis yang menjelaskan hubungan tertentu antara beberapa variabel. Namun konsep ini sangat sedikit diadopsi oleh para ahli dibidang sosial karena variabel-variabelnya sangat kompleks dan sering sangat multidimensional. Sistem merupakan kumpulan dari objek-objek bersama dengan hubungannya, antara objek-objek dan antara atribut mereka yang dihubungkan dengan satu sama lain dalam lingkungannya sehingga membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh (Whole).                                 T eori sistem umum pada awalnya diusulkan oleh ahli biologi bernama Ludwig von Berta

Manfaat Pencak Silat untuk Anak Usia Dini

"Anak saya masih TK, boleh ga ikut latihan bela diri?" "Duh anak saya aman ga ya kalau ikut latihan silat? Takutnya dia jadi suka pukul temannya." "Wah bahaya banget deh anak kecil udah ikut latihan silat?" Pertanyaan diatas adalah contoh kekhawatiran orang tua atau masyarakat pada umumnya tentang keikutsertaan anak usia dini dalam aktivitas beladiri, khususnya pencak silat. Padahal, pencak silat bukan sekedar bela diri. Ulasan manfaat pencak silat secara umum sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya. Silahkan kunjungi link http://cikizentukangetik.blogspot.co.id/2017/11/manfaat-silat-bukan-sekedar-untuk-bela.html?m=1 . Kali ini tulisan saya khusus mengulas manfaat pencak silat untuk anak usia dini. Saya mulai melatih pencak silat anak usia dini sejak tahun  2008 di  Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri . Tak terasa, ternyata sud ah hampir 10 tahun. Dalam perjalannya saya selalu belajar dari anak-anak dan orang tua mereka. B