Oleh : Sintia
Catur Sutantri (170820160009)
A. Latar
Belakang
Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II membuat Jepang harus
membenahi diri guna membangun kembali negaranya dan mengembalikan citra
negaranya di dunia Internasional. Kekalahan perang berdampak pada evolusi yang
dilakukan negara itu
sendiri, yakni adanya perubahan dalam diplomasi publik. Sebelumnya Jepang
terkenal dengan kekuatan militernya, Jepang bahkan melakukan penjajahan di
beberapa negara, mulai
dari China, Korea bahkan Indonesia. Dampak dari penjajahan Jepang terhadap
beberapa Negara di Asia membawa citra Jepang kian terpuruk sehingga pasca
Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk merevitalisasi diplomasinya yakni dengan
cara yang lebih soft dengan tidak menggunakan militer. Perubahan kebijakan
diplomasi ini terkait dengan Deklarasi Postdam yang menyatakan Jepang dilarang
menggunakan kekuatan militernya tetapi diizinkan untuk melakukan perdagangan
bebas.
Berdasarkan isi Deklarasi Postdam maka Jepang berusaha untuk
memanfaatkan sektor-sektor yang potensial selain militer seperti perdagangan,
politik dan budaya. Jepang pun berusaha untuk mengembalikan citranya sebagai
superpower dengan cara yang berbeda dan lebih halus. Akhir tahun 1990, Jepang
mulai melaksanakan strategi diplomasinya seiring dengan globalisasi yang
menimbulkan tantangan-tantangan baru bagi Jepang sehingga Negara Sakura ini
mengembangkan budayanya baik budaya tradisional ataupun budaya
post-modern. Selain itu Jepang juga meningkatkan kerjasama bersama beberapa
Negara bekas jajahannya, tidak terkecuali dengan China dan Korea termasuk
Indonesia. Bagi Jepang, mengembalikan citra negara terhadap negara-negara
yang pernah dijajahnya adalah penting.
Pada dasarnya awal hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang
ditandai dengan adanya perjanjian rampasan perang tahun 1958 dimana saat itu
Jepang tengah membahas masalah ganti rugi akibat perang dan penjajahannya di
Indonesia. Hubungan diplomatik keduanya dimulai dengan penandatangan perjanjian
di bidang pertanian, kehutanan, produksi pangan dan bantuan keuangan pasca
perang. Penandatanganan perjanjian tersebut semakin membuka lebar peluang
kerjasama Indonesia dengan Jepang diantaranya EPA, ODA, dan IJEPA, sehingga
pada bulan Agustus 2007, Indonesia memutuskan untuk mempererat hubungan
diplomatik dengan Jepang. Hubungan diplomatik yang sudah dimulai sejak tahun
1958 ini telah memposisikan Indonesia sebagai mitra strategis Jepang dalam
berbagai aspek. Sampai pada
akhirnya hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia meluas pada bidang
kebudayaan.
Diplomasi
budaya sendiri sudah ada sejak masa Takehiko Fukuda dengan Doktrin Fukuda,
dimana Jepang dikenalkan pada diplomasi heart
to heart yang artinya Jepang akan semaksimal mungkin melakukan kerjasama
dengan cara halus melalui ekonomi, politik dan budaya dan tidak dengan militer
lagi. Secara historis Indonesia pernah menjadi negara yang dijajah oleh Jepang,
tentunya kerjasama ini memiliki beberapa hambatan namun Jepang berusaha untuk
memperbaiki citranya dengan memberikan bantuan dan apresiasi terhadap
penerimaan Indonesia akan budaya Jepang, dengan menghadirkan beberapa
pertunjukkan budaya yang rutin diadakan di Indonesia.
Selain itu, Jepang
berusaha memanfaatkan sektor-sektor potensial seperti, musik pop, animasi,
makanan, arsitektur, dan fashion untuk membangun citranya kembali dan
mengembalikan status sebagai negara superpower. Sehingga, saat ini banyak orang
berpendapat bahwa Jepang merupakan cultural
superpower, berbeda dengan dulu ketika pada periode tahun 1980-an dimana
Jepang merupakan economic superpower.
Akhir tahun 1990-an, Jepang kembali mengubah strategi
diplomasinya seiring dengan arus globalisasi yang memberikan tantangan-tantangan
baru. Salah satu strategi yang digunakan oleh Jepang adalah untuk mengembangkan
budaya-budaya postmodern, disamping memanfaatkan budaya-budaya tradisional yang
telah ada sebelumnya. Anime, komik manga, fashion, musik pop, makanan, dan
novel dari penulis-penulis muda akhirnya mulai menempati posisi peranan penting
dalam kegiatan kebudayaan Jepang di tingkat Internasional. Tak dapat dipungkiri
bahwa secara alamiah kegiatan-kegiatan tersebut bersifat komersil dan memiliki
keterkaitan yang kuat dengan kebijakan perdagangan, seperti perlindungan
terhadap kekayakan intelektual dan juga partisipasi dalam festival-festival
Internasional.
Jepang benar-benar memanfaatkan pop culture sebagai sarana diplomasi, terbukti dengan keseriusan
pemerintahan Jepang yang memfokuskan pop
culture dalam salah satu bagian di Diplomatic Bluebook 2004 dengan nama
programnya, “Cool Japan”. Bahkan Gaikō Fōramu(Forum Diplomatik), majalah
bulanan terkait diplomasi yang dipublikasikan oleh Kementrian Luar Negeri
Jepang, memiliki satu bagian khusus untuk artikel-artikel terkait pop culture sebagai perangkat diplomasi
dalam beberapa isu. Untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi penggunaan pop culture itu sendiri, Kementerian
Luar Negeri Jepang mengadakan kerjasama dengan Japan Foundation yang merupakan
lembaga dibawah pemerintahan Jepang yang terdapat di berbagai negara dimana
salah satu tugasnya adalah menjembatani publikasi kebudayaan Jepang di berbagai
belahan dunia.
Selain itu, budaya musik pop merupakan salah satu elemen yang
tidak dapat dipisahkan dari fenomena pop
culture Jepang. Walaupun harus diakui bahwa fenomena Korean Pop(KPop) masih
lebih signifikan dibandingkan dengan Japan Pop karena dianggap bahwa jenis
musik KPop jauh lebih mudah diterima oleh selera masyarakat Internasional.
Fenomena yang sangat lekat dengan citra JPop adalah kehadiran dari grup idola
AKB48 yang telah mengalahkan penjualan album Lady Gaga dan Justin Bieber dengan
total penjualan domestik di Jepang senilai 200 milyar dolar Amerika, serta
telah berhasil mengubah konsepsi masyarakat internasional akan budaya musik pop
Jepang.
Pemerintahan Jepang pun melihat potensi yang dimiliki oleh
AKB48 tersebut dan menggunakannya sebagai salah satu sarana diplomasi publik. Tidak hanya menyebarluaskan pengaruhnya
melalui sister groups di wilayah-wilayah yang terdapat di Jepang, namun Akimoto
Yasushi selaku produser utama dari AKB48, memutuskan untuk mendirikan sister
group dari AKB48 di luar negeri, yakni di Jakarta(JKT48), Shanghai(SNH48), dan
Taipei(TPE48). Proyek tersebut diyakini untuk memperluas pengaruh dari grup
idola tersebut di tingkat mancanegara.
Untuk pendirian JKT48 di Jakarta sendiri mendapat sambutan
yang cukup baik dari pemerintahan Indonesia maupun Jepang. Melalui pertemuan
bilateral antara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu dan
Miho Takai yang merupakan Wakil Menteri dari Ministry of Education, Culture,
Sports, and Science and Technology (MEXT), telah menyampaikan adanya pertukaran
budaya di antara AKB48 dan JKT48 dapat dikembangkan potensinya melalui berbagai
saluran di bidang lain. Inti
dari diplomasi jepang adalah dari segi budaya populernya yang sedang benar
benar berkembang dan sangat di sukai oleh para pemuda dari berbagai negara
seperti contohnya saja setiap bulan di beberapa wilayah di Indonesia ini pasti
diadakan acara festival kebudayaan jepang.
Festival kebudayaan Jepang menjadi daya tarik bagi masyarakat
di seluruh dunia, salah satunya Indonesia, dimana Japan Foundation mengadakan
acara tahunan yang dinamakan JakJapan Matsuri. Acara tersebut merupakan acara
dalam skala besar dan berhasil menarik ratusan ribu pengunjung dalam satu hari.
Dilaksanakan juga Festival
Kebudayaan Jepang INOCHI diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa ITS Foreign
Language Society (IFLS) pada
bulan Mei 2016.
Masih lekat dalam ingatan beberapa kartun Jepang dengan
sukses mendominasi pertelevisian domestik. Kartun-kartun seperti Pokemon dan
Doraemon menjadi suatu tontonan wajib bagi anak-anak di seluruh dunia.
Kartun-kartun Jepang tersebut mengisi waktu-waktu premier di televisi, yakni
sepulang sekolah dan pada Sabtu
atau Minggu pagi.
Kartun Jepang atau yang lebih dikenal anime telah berhasil melebarkan
pengaruhnya ke seluruh belahan dunia. Salah satu bukti nyatanya adalah ketika
Pokemon yang dulu sempat mencapai masa kejayaannya berhasil disiarkan di lebih
dari 65 negara dan diterjemahkan ke dalam 30 bahasa. Kesuksesan Pokemon
tersebut lantas membuat anime ini berhasil menjadi sampul utama dari majalah
TIME. Bahkan sekarang ini
Pokemon berkembang menjadi palikasi game online yang begitu digemari masyarakat
Indonesia. Dapat dilihat bahwa pemerintah Jepang berusaha untuk
mengadvokasi kebudayaan Jepang, meningkatkan citra Jepang, dan mendorong
penggunaan instrumen soft power.
Diplomasi
budaya Jepang di Indonesia memberikan hasil yang sangat baik. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya orang Indonesia yang
mencintai budaya Jepang. Pada tingkat SMA dan mahasiswa, Indonesia
tercatat sebagai negara asing dengan angka tertinggi dalam minat belajar bahasa
Jepang. Upaya nyata
yang dilakukan pemerintah Jepang dalam meningkatkan minat akan budaya dan
bahasa Jepang pada siswa SMA dan mahasiswa melalui Japan Foundation yang
mendatangkan 2.000 guru bahasa Jepang ke Indonesia. Selain itu pemerintah Jepang memberikan
berbagai beasiswa kepada masyarakat Indonesia, terutama untuk pendidikan
pascasarjana.
Budaya tradisional Jepang di Indonesia
juga sudah mulai mempengaruhi para pemuda Indonesia. Seperti terlihat di Little
Tokyo Ennichisai Blok M yang merupakan acara tahunan untuk memperkenalkan
kuliner dan kebudayaan Jepang. Banyaknya restoran Jepang di Indonesia juga
menjadi bukti telah suburnya kebudayaan Jepang di Indonesia. Bagi Jepang tujuan diplomasi
kebudayaannya jelas yaitu untuk memperoleh kerjasama dengan negara lain dalam
berbagai aspek yang menguntungkan. Sehingga ketika mendapatkan apa yang diinginkan oleh Jepang maka butuh pemeliharaan hubungan degan negara yang bekerja sama
dengan Jepang. Karena dalam melakukan diplomasi, kedua negara sama-sama
ingin diuntungkan dan untuk mencapai keuntungan diantara keduanya maka harus
ada pembagian yang adil bagi keduanya. Itulah yang dilakukan Jepang terhadap
Indonesia dan tidak
menutup mata memang diplomasi kebudayaan Jepang sangat kuat dan sangat mudah diterima karena sifatnya
menghibur,enteng,dan universal.
Belum lagi seluruh jalanan di dunia bahkan di Indonesia yang dijejali mobil-mobil buatan Jepang. Hingga saat
ini mobil-mobil buatan Jepang memiliki tempat yang istimewa di hati pemakainya
hampir diseluruh Negara. Opini dunia telah terbentuk bahwa mobil-mobil seperti
Toyota, Mitsubishi, Honda, Suzuki dan Daihatsu selain harganya yang murah juga
memiliki kualitas yang baik. Inilah bentuk kemenangan diplomasi Jepang.
B.
Diplomasi Budaya Jepang di Indonesia dari Perspektif Liberalisme
Dampak dari penjajahan Jepang terhadap beberapa Negara di
Asia khususnya Indonesia, membawa
citra Jepang kian terpuruk sehingga pasca Perang Dunia II. Sehingga Jepang berusaha untuk mengubah sistem diplomasinya dari diplomasi militer (hard power) menjadi diplomasi budaya (Soft Power). Ketika mendengar
nama Joseph Nye (salah satu
Tokoh Liberalisme), konsep soft power melekat dengannya. Soft
power sendiri merupakan sebuah judul artikel jurnal yang ditulis Joseph Nye dan dipublikasikan
pada tahun 1990 pada
jurnal Foreign Policy. Dalam artikel tersebut Joseph Nye menggambarkan bahwa di masa
pasca Perang Dingin, penggunaan kekuatan militer sebagai salah satu bentuk hard power, sudah bukan lagi
jamannya. Tema utama interaksi antar negara bukan lagi invasi militer dan
peperangan seperti pada jaman dulu, tetapi lebih pada interaksi multi aktor
yang kompleks. Dalam situasi tersebut penggunaan soft power dinilai
lebih cocok. Soft power adalah kemampuan aktor untuk membuat aktor lain
melakukan hal yang diinginkannya bukan melalui cara memerintahnya secara
langsung, melainkan dengan cara menggiring preferensi aktor tersebut agar
sejalan dan sepemikiran
dengan apa yang diinginkannya.
Setelah sukses dari segi perekonomian dan kesejahteraan
rakyatnya, Jepang kini melebarkan sayapnya dengan memperkuat basis politik dan
kebijakan luar negerinya guna menunjang national intererest Jepang, salah satunya dengan
menjaga eksistensinya di kawasan Asia. Jepang
yang pada perkembangan
selanjutnya dikenal dengan soft
power nya
memiliki pengaruh cukup kuat di kawasan Asia dan bahkan dunia. Budaya menjadi
aset penting yang harus terus dikembangkan oleh Jepang. Dengan kebudayaan,
Jepang dapat menjaga hubungan diplomatiknya dengan beberapa negara di dunia
termasuk Indonesia. Tidak hanya melalui budaya pop saja tetapi Jepang berusaha
untuk menempatkan pengaruhnya dengan menggunakan budaya tradisionalnya.
Pandangan
liberalis lebih menekankan kepada pemikiran yang positif dan optimis pada apa yang ada dalam diri manusia yaitu
tidak suka berkonflik dan mau bekerja sama serta memakai rasionalitas serta
hal-hal yang masuk akal dalam menghadapi suatu permasalahan atau perdebatan
yang sedang terjadi. Sehingga tidak ada kerugian yang didapatkan jika terjadi
permasalahan-permasalahan internasional yang melibatkan adanya suatu kondisi
dimana kedua belah pihak mendapati kejanggalan dalam penyelesaiannya. Karena
pandangan liberalis mengedepankan interdependensi dan kerjasama.
Walau pada
masa lalu Jepang memiliki sejarah yang buruk terhadap Indonesia dengan
penjajahannya selama 3,5 tahun dan menyisakan penderitaan rakyat Indonesia
serta kerugian yang tak terhingga, pada
masa selanjutnya diplomasi kebudayaan Jepang terhadap Indonesia disambut baik
oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Begitu banyaknya kegiatan kebudayaan
Jepang di Indonesia merupakan contoh bahwa manusia atau negara tidak mau
berkonflik dan mau bekerja sama.
Menurut perspektif
liberalis, manusia mempunyai kebebasan untuk memperoleh perdamaian dan
ketenangan dalam berinteraksi. Berinteraksi antar kelompok satu dengan kelompok
yang lain, negara satu dengan negara yang lain, dan antar organisasi juga
melalui kesepakatan kerjasama. Interaksi yang selama ini terjadi pasca
kemerdekaan Indonesia dari Jepang menggambarkan kedamaian. Melalui
kebudayaannya, Jepang kembali terangkat citranya di Indonesia. Hubungan kedua
negara pun semakin baik dalam berbagai bidang baik ekonomi, politik dan budaya.
Kegiatan
kebudayaan yang dilakukan Jepang di Indonesia memunculkan apresiasi serta
toleransi dari kedua negara. Kondisi ini mendukung perdamaian bahkan dalam jangka panjang. Kegiatan politik pada
akhirnya berkembang kedalam kegiatan ekonomi dan teknologi ditandai dengan
impor kendaraan dari Jepang ke Indonesia menyebabkan jalan raya di Indonesia
dipenuhi oleh produk Jepang. Kendaraan dari Jepang dikenal berkualitas karena
budaya kerja masyarakat Jepang yang disiplin dan pekerja keras. Dalam bidang hiburan melalui diplomasi pop culture, Jepang memberikan
kontribusi untuk meningkatkan kebahagiaan masyarakat Indonesia dengan
dibentuknya JKT48 sebagai perluasan dari AKB48.
Dalam sektor
pendidikan, masyarakat Indonesia sangat terbantu dengan diadakannya program
beasiswa untuk melanjutkan studi di Jepang. Program beasiswa ini tidak hanya
untuk peningkatan kualitas akademik, Jepang pun memanfaatkannya sebagai
diplomasi budaya. Pada program beasiswa
yang dilakukan di Jepang, para mahasiswa asing, termasuk mahasiswa dari Indonesia diberi
pelajaran mendalam tentang Jepang diantaranya bahasa Jepang, kebijakan politik
sains Jepang dan nilai-nilai luhur budaya Jepang. Sehingga tidak heran,
mahasiswa asing lulusan Jepang sangat mencintai Jepang. Jepang telah berhasil
menerapkan diplomasi sains dan memenangkan perang pemikiran dan budaya. Mereka
tidak perlu mengerahkan para dubesnya untuk memproposikan citra Jepang. Cukup lewat mahasiswa asing yang
mereka didik, tanpa di minta pun mereka akan memberikan citra pada Jepang sebagai negara yang maju, aman,
tentram, sejahtera, pekerja keras, disiplin dan berbudaya luhur. Sehingga citra Jepang sebagai negara
penjajah di masa lalu dianggap lambat laun menghilang.
Fenomena
tersebut sejalan dengan pernyataan John Locke yang menyatakan bahwa liberalisme
mementingkan kebahagiaan dan kesenangan individu. Hal itu dapat membawa
kemajuan individu sekaligus kemajuan bagi kaum liberal itu sendiri. Sehingga
dalam hal ini individu merupakan aktor utama dalam liberalisme, sementara
negara dianggap sebagai aktor yang kurang penting karena hanya berperan sebagai
penjamin kebebasan warga negaranya. Negara merupakan perantara warga negara
dengan mengijinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan menggapai kebahagiannya
tanpa campur tangan yang berlebihan dari orang lain. Dalam hal ini, warga
negara Indonesia diijinkan oleh negara untuk memperoleh kebahagiaan yang salah
satunya adalah melanjutkan studi di Jepang melalui beasiswa. Sehingga tujuan
negara yang termaktub dala preambule UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial dapat
tercapai secara beriringan.
C.
Simpulan
Jadi
sangatlah jelas bahwa perspektif liberalism begitu lekat dengan diplomasi
budaya Jepang terhadap Indonesia. Negara yang sempat terlibat konflik dan
penjajahan melalui aktifitas diplomasi militer (hard power), dapat berinteraksi dengan damai melalui aktifitas
diplomasi kebudayaan (soft power).
Kerja sama antar dua negara yang pernah bertikai pun terjalin dengan baik dalam
berbagai bidang baik politik, ekonomi dan budaya.
Perdamaian
dan kebahagiaan adalah keinginan dasar manusia menurut perspektif liberalism.
Perang bukanlan jalan keuar terbaik dalam menyelesaikan perdebatan dan
perbedaan pendapat. Kerja sama dan kolaborasi merupakan bukti dari aktifitas
yang tidak akan menyebabkan konflik. Maka kegiatan kebudayaan Jepang di
Indonesia, pertukaran pelajar dan program beasiswa yang diadakan Jepang
merupakan kegiatan yang mendukung perdamaian dunia. Liberalisme mengedepankan kerja sama dan
diplomasi adalah merupakan alat yang
digunakan untuk kerja sama antar negara dengan tujuan mencapai national interest suatu bangsa.
Sumber Bacaan:
Analisis Implementasi Strategi Diplomasi Budaya
Populer Jepang di Indonesia Tahun 2008-2013. Okky
Gilang Matahari. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jahi61e4ae6f13full.pdf
Joseph Nye. (1990). Soft Power. Foreign Policy,
No.80, Twentieth Anniversary (Autumn, 1990), 153-171
Diplomasi Budaya Jepang, diakses pada https://kulturstudi.wordpress.com/2016/04/03/diplomasi-budaya-jepang/ pada tanggal 24 Desember 2016
Festival Kebudayaan Jepang INOCHI 2016, diakses dari https://ayokuliah.id/artikel/poster/festival-kebudayaan-jepang-inochi-2016/ pada tanggal 25 Desember 2016
Keberhasilan Diplomasi
Budaya Jepang di Indonesia, diakses dari SINDO http://nasional.sindonews.com/read/1013425/144/keberhasilan-diplomasi-budaya-jepang-di-indonesia-1434461995 pada
tanggal 25 Desember 2016
Pengaruh Budaya Tradisional Matsuri Terhadap 55 Tahun
Hubungan Diplomatik Jepang-Indonesia, diakses dari pada tanggal 27 Desember 2016 https://serendipinityofnightlocked.wordpress.com/2014/09/28/6/
Tokoh-Tokoh
Liberalisme dalam HI, diakses dari http://hiluscious.com/tokoh-tokoh-liberalism-dalam-hi pada tangal 25 Desember 2016
Perspektif Liberalisme
dalam Teori Hubungan Internasional, diakses
dari http://www.ilmu-hi.com/perspektif-liberalisme-dalam-teori-hubungan-internasional/ pada tanggal 27 Desember 2016
Komentar
Posting Komentar