Langsung ke konten utama

DIPLOMASI BUDAYA JEPANG DI INDONESIA (ANALISIS PERSPEKTIF LIBERALISME)


Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009)

A.  Latar Belakang

Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II membuat Jepang harus membenahi diri guna membangun kembali negaranya dan mengembalikan citra negaranya di dunia Internasional. Kekalahan perang berdampak pada evolusi yang dilakukan negara itu sendiri, yakni adanya perubahan dalam diplomasi publik. Sebelumnya Jepang terkenal dengan kekuatan militernya, Jepang bahkan melakukan penjajahan di beberapa negara, mulai dari China, Korea bahkan Indonesia. Dampak dari penjajahan Jepang terhadap beberapa Negara di Asia membawa citra Jepang kian terpuruk sehingga pasca Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk merevitalisasi diplomasinya yakni dengan cara yang lebih soft dengan tidak menggunakan militer. Perubahan kebijakan diplomasi ini terkait dengan Deklarasi Postdam yang menyatakan Jepang dilarang menggunakan kekuatan militernya tetapi diizinkan untuk melakukan perdagangan bebas.
Berdasarkan isi Deklarasi Postdam maka Jepang berusaha untuk memanfaatkan sektor-sektor yang potensial selain militer seperti perdagangan, politik dan budaya. Jepang pun berusaha untuk mengembalikan citranya sebagai superpower dengan cara yang berbeda dan lebih halus. Akhir tahun 1990, Jepang mulai melaksanakan strategi diplomasinya seiring dengan globalisasi yang menimbulkan tantangan-tantangan baru bagi Jepang sehingga Negara Sakura ini mengembangkan budayanya baik budaya tradisional ataupun  budaya post-modern. Selain itu Jepang juga meningkatkan kerjasama bersama beberapa Negara bekas jajahannya, tidak terkecuali dengan China dan Korea termasuk Indonesia. Bagi Jepang, mengembalikan citra negara terhadap negara-negara yang pernah dijajahnya adalah penting.
Pada dasarnya awal hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang ditandai dengan adanya perjanjian rampasan perang tahun 1958 dimana saat itu Jepang tengah membahas masalah ganti rugi akibat perang dan penjajahannya di Indonesia. Hubungan diplomatik keduanya dimulai dengan penandatangan perjanjian di bidang pertanian, kehutanan, produksi pangan dan bantuan keuangan pasca perang. Penandatanganan perjanjian tersebut semakin membuka lebar peluang kerjasama Indonesia dengan Jepang diantaranya EPA, ODA, dan IJEPA, sehingga pada bulan Agustus 2007, Indonesia memutuskan untuk mempererat hubungan diplomatik dengan Jepang. Hubungan diplomatik yang sudah dimulai sejak tahun 1958 ini telah memposisikan Indonesia sebagai mitra strategis Jepang dalam berbagai aspek. Sampai pada akhirnya hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia meluas pada bidang kebudayaan.
Diplomasi budaya sendiri sudah ada sejak masa Takehiko Fukuda dengan Doktrin Fukuda, dimana Jepang dikenalkan pada diplomasi heart to heart yang artinya Jepang akan semaksimal mungkin melakukan kerjasama dengan cara halus melalui ekonomi, politik dan budaya dan tidak dengan militer lagi. Secara historis Indonesia pernah menjadi negara yang dijajah oleh Jepang, tentunya kerjasama ini memiliki beberapa hambatan namun Jepang berusaha untuk memperbaiki citranya dengan memberikan bantuan dan apresiasi terhadap penerimaan Indonesia akan budaya Jepang, dengan menghadirkan beberapa pertunjukkan budaya yang rutin diadakan di Indonesia.
Selain itu, Jepang berusaha memanfaatkan sektor-sektor potensial seperti, musik pop, animasi, makanan, arsitektur, dan fashion untuk membangun citranya kembali dan mengembalikan status sebagai negara superpower. Sehingga, saat ini banyak orang berpendapat bahwa Jepang merupakan cultural superpower, berbeda dengan dulu ketika pada periode tahun 1980-an dimana Jepang merupakan economic superpower.
Akhir tahun 1990-an, Jepang kembali mengubah strategi diplomasinya seiring dengan arus globalisasi yang memberikan tantangan-tantangan baru. Salah satu strategi yang digunakan oleh Jepang adalah untuk mengembangkan budaya-budaya postmodern, disamping memanfaatkan budaya-budaya tradisional yang telah ada sebelumnya. Anime, komik manga, fashion, musik pop, makanan, dan novel dari penulis-penulis muda akhirnya mulai menempati posisi peranan penting dalam kegiatan kebudayaan Jepang di tingkat Internasional. Tak dapat dipungkiri bahwa secara alamiah kegiatan-kegiatan tersebut bersifat komersil dan memiliki keterkaitan yang kuat dengan kebijakan perdagangan, seperti perlindungan terhadap kekayakan intelektual dan juga partisipasi dalam festival-festival Internasional.
Jepang benar-benar memanfaatkan pop culture sebagai sarana diplomasi, terbukti dengan keseriusan pemerintahan Jepang yang memfokuskan pop culture dalam salah satu bagian di Diplomatic Bluebook 2004 dengan nama programnya, “Cool Japan”. Bahkan Gaikō Fōramu(Forum Diplomatik), majalah bulanan terkait diplomasi yang dipublikasikan oleh Kementrian Luar Negeri Jepang, memiliki satu bagian khusus untuk artikel-artikel terkait pop culture sebagai perangkat diplomasi dalam beberapa isu. Untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi penggunaan pop culture itu sendiri, Kementerian Luar Negeri Jepang mengadakan kerjasama dengan Japan Foundation yang merupakan lembaga dibawah pemerintahan Jepang yang terdapat di berbagai negara dimana salah satu tugasnya adalah menjembatani publikasi kebudayaan Jepang di berbagai belahan dunia.
Selain itu, budaya musik pop merupakan salah satu elemen yang tidak dapat dipisahkan dari fenomena pop culture Jepang. Walaupun harus diakui bahwa fenomena Korean Pop(KPop) masih lebih signifikan dibandingkan dengan Japan Pop karena dianggap bahwa jenis musik KPop jauh lebih mudah diterima oleh selera masyarakat Internasional. Fenomena yang sangat lekat dengan citra JPop adalah kehadiran dari grup idola AKB48 yang telah mengalahkan penjualan album Lady Gaga dan Justin Bieber dengan total penjualan domestik di Jepang senilai 200 milyar dolar Amerika, serta telah berhasil mengubah konsepsi masyarakat internasional akan budaya musik pop Jepang.
Pemerintahan Jepang pun melihat potensi yang dimiliki oleh AKB48 tersebut dan menggunakannya sebagai salah satu sarana diplomasi publik. Tidak hanya menyebarluaskan pengaruhnya melalui sister groups di wilayah-wilayah yang terdapat di Jepang, namun Akimoto Yasushi selaku produser utama dari AKB48, memutuskan untuk mendirikan sister group dari AKB48 di luar negeri, yakni di Jakarta(JKT48), Shanghai(SNH48), dan Taipei(TPE48). Proyek tersebut diyakini untuk memperluas pengaruh dari grup idola tersebut di tingkat mancanegara.
Untuk pendirian JKT48 di Jakarta sendiri mendapat sambutan yang cukup baik dari pemerintahan Indonesia maupun Jepang. Melalui pertemuan bilateral antara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu dan Miho Takai yang merupakan Wakil Menteri dari Ministry of Education, Culture, Sports, and Science and Technology (MEXT), telah menyampaikan adanya pertukaran budaya di antara AKB48 dan JKT48 dapat dikembangkan potensinya melalui berbagai saluran di bidang lain. Inti dari diplomasi jepang adalah dari segi budaya populernya yang sedang benar benar berkembang dan sangat di sukai oleh para pemuda dari berbagai negara seperti contohnya saja setiap bulan di beberapa wilayah di Indonesia ini pasti diadakan acara festival kebudayaan jepang.
Festival kebudayaan Jepang menjadi daya tarik bagi masyarakat di seluruh dunia, salah satunya Indonesia, dimana Japan Foundation mengadakan acara tahunan yang dinamakan JakJapan Matsuri. Acara tersebut merupakan acara dalam skala besar dan berhasil menarik ratusan ribu pengunjung dalam satu hari. Dilaksanakan juga Festival Kebudayaan Jepang INOCHI diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa ITS Foreign Language Society (IFLS) pada bulan Mei 2016.
Masih lekat dalam ingatan beberapa kartun Jepang dengan sukses mendominasi pertelevisian domestik. Kartun-kartun seperti Pokemon dan Doraemon menjadi suatu tontonan wajib bagi anak-anak di seluruh dunia. Kartun-kartun Jepang tersebut mengisi waktu-waktu premier di televisi, yakni sepulang sekolah dan pada Sabtu atau Minggu pagi. Kartun Jepang atau yang lebih dikenal anime telah berhasil melebarkan pengaruhnya ke seluruh belahan dunia. Salah satu bukti nyatanya adalah ketika Pokemon yang dulu sempat mencapai masa kejayaannya berhasil disiarkan di lebih dari 65 negara dan diterjemahkan ke dalam 30 bahasa. Kesuksesan Pokemon tersebut lantas membuat anime ini berhasil menjadi sampul utama dari majalah TIME. Bahkan sekarang ini Pokemon berkembang menjadi palikasi game online yang begitu digemari masyarakat Indonesia. Dapat dilihat bahwa pemerintah Jepang berusaha untuk mengadvokasi kebudayaan Jepang, meningkatkan citra Jepang, dan mendorong penggunaan instrumen soft power.
Diplomasi budaya Jepang di Indonesia memberikan hasil yang sangat baik. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya orang Indonesia yang mencintai budaya Jepang. Pada tingkat SMA dan mahasiswa,  Indonesia tercatat sebagai negara asing dengan angka tertinggi dalam minat belajar bahasa Jepang. Upaya nyata yang dilakukan pemerintah Jepang dalam meningkatkan minat akan budaya dan bahasa Jepang pada  siswa SMA dan mahasiswa melalui Japan Foundation yang mendatangkan 2.000 guru bahasa Jepang ke Indonesia. Selain itu pemerintah Jepang memberikan berbagai beasiswa kepada masyarakat Indonesia, terutama untuk pendidikan pascasarjana.
 Budaya tradisional Jepang di Indonesia juga sudah mulai mempengaruhi para pemuda Indonesia. Seperti terlihat di Little Tokyo Ennichisai Blok M yang merupakan acara tahunan untuk memperkenalkan kuliner dan kebudayaan Jepang. Banyaknya restoran Jepang di Indonesia juga menjadi bukti telah suburnya kebudayaan Jepang di Indonesia. Bagi Jepang tujuan diplomasi kebudayaannya jelas yaitu untuk memperoleh kerjasama dengan negara lain dalam berbagai aspek yang menguntungkan. Sehingga ketika mendapatkan apa yang diinginkan oleh Jepang maka butuh pemeliharaan hubungan degan negara yang bekerja sama dengan Jepang. Karena dalam melakukan diplomasi, kedua negara sama-sama ingin diuntungkan dan untuk mencapai keuntungan diantara keduanya maka harus ada pembagian yang adil bagi keduanya. Itulah yang dilakukan Jepang terhadap Indonesia dan tidak menutup mata memang diplomasi kebudayaan Jepang sangat kuat dan sangat mudah diterima karena sifatnya menghibur,enteng,dan universal.
Belum lagi seluruh jalanan di dunia bahkan di Indonesia yang dijejali mobil-mobil buatan Jepang. Hingga saat ini mobil-mobil buatan Jepang memiliki tempat yang istimewa di hati pemakainya hampir diseluruh Negara. Opini dunia telah terbentuk bahwa mobil-mobil seperti Toyota, Mitsubishi, Honda, Suzuki dan Daihatsu selain harganya yang murah juga memiliki kualitas yang baik. Inilah bentuk kemenangan diplomasi Jepang.

 
B.  Diplomasi Budaya Jepang di  Indonesia dari Perspektif Liberalisme

Dampak dari penjajahan Jepang terhadap beberapa Negara di Asia khususnya Indonesia, membawa citra Jepang kian terpuruk sehingga pasca Perang Dunia II. Sehingga  Jepang berusaha untuk mengubah sistem diplomasinya dari diplomasi militer (hard power) menjadi diplomasi budaya (Soft Power). Ketika mendengar nama Joseph Nye (salah satu Tokoh Liberalisme), konsep soft power melekat dengannya. Soft power sendiri merupakan sebuah judul artikel jurnal yang ditulis Joseph Nye dan dipublikasikan pada tahun 1990 pada jurnal Foreign Policy. Dalam artikel tersebut Joseph Nye menggambarkan bahwa di masa pasca Perang Dingin, penggunaan kekuatan militer sebagai salah satu bentuk hard power, sudah bukan lagi jamannya. Tema utama interaksi antar negara bukan lagi invasi militer dan peperangan seperti pada jaman dulu, tetapi lebih pada interaksi multi aktor yang kompleks. Dalam situasi tersebut penggunaan soft power dinilai lebih cocok. Soft power adalah kemampuan aktor untuk membuat aktor lain melakukan hal yang diinginkannya bukan melalui cara memerintahnya secara langsung, melainkan dengan cara menggiring preferensi aktor tersebut agar sejalan dan sepemikiran dengan apa yang diinginkannya.
Setelah sukses dari segi perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya, Jepang kini melebarkan sayapnya dengan memperkuat basis politik dan kebijakan luar negerinya guna menunjang national intererest Jepang, salah satunya dengan menjaga eksistensinya di kawasan Asia. Jepang yang pada perkembangan selanjutnya dikenal dengan soft power nya memiliki pengaruh cukup kuat di kawasan Asia dan bahkan dunia. Budaya menjadi aset penting yang harus terus dikembangkan oleh Jepang. Dengan kebudayaan, Jepang dapat menjaga hubungan diplomatiknya dengan beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Tidak hanya melalui budaya pop saja tetapi Jepang berusaha untuk menempatkan pengaruhnya dengan menggunakan budaya tradisionalnya.
Pandangan liberalis lebih menekankan kepada pemikiran yang positif dan optimis  pada apa yang ada dalam diri manusia yaitu tidak suka berkonflik dan mau bekerja sama serta memakai rasionalitas serta hal-hal yang masuk akal dalam menghadapi suatu permasalahan atau perdebatan yang sedang terjadi. Sehingga tidak ada kerugian yang didapatkan jika terjadi permasalahan-permasalahan internasional yang melibatkan adanya suatu kondisi dimana kedua belah pihak mendapati kejanggalan dalam penyelesaiannya. Karena pandangan liberalis mengedepankan interdependensi dan kerjasama.
Walau pada masa lalu Jepang memiliki sejarah yang buruk terhadap Indonesia dengan penjajahannya selama 3,5 tahun dan menyisakan penderitaan rakyat Indonesia serta kerugian yang tak terhingga,  pada masa selanjutnya diplomasi kebudayaan Jepang terhadap Indonesia disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Begitu banyaknya kegiatan kebudayaan Jepang di Indonesia merupakan contoh bahwa manusia atau negara tidak mau berkonflik dan mau bekerja sama.
Menurut perspektif liberalis, manusia mempunyai kebebasan untuk memperoleh perdamaian dan ketenangan dalam berinteraksi. Berinteraksi antar kelompok satu dengan kelompok yang lain, negara satu dengan negara yang lain, dan antar organisasi juga melalui kesepakatan kerjasama. Interaksi yang selama ini terjadi pasca kemerdekaan Indonesia dari Jepang menggambarkan kedamaian. Melalui kebudayaannya, Jepang kembali terangkat citranya di Indonesia. Hubungan kedua negara pun semakin baik dalam berbagai bidang baik ekonomi, politik dan budaya.
Kegiatan kebudayaan yang dilakukan Jepang di Indonesia memunculkan apresiasi serta toleransi dari kedua negara. Kondisi ini mendukung perdamaian bahkan dalam  jangka panjang. Kegiatan politik pada akhirnya berkembang kedalam kegiatan ekonomi dan teknologi ditandai dengan impor kendaraan dari Jepang ke Indonesia menyebabkan jalan raya di Indonesia dipenuhi oleh produk Jepang. Kendaraan dari Jepang dikenal berkualitas karena budaya kerja masyarakat Jepang yang disiplin dan pekerja keras.  Dalam bidang hiburan melalui diplomasi pop culture, Jepang memberikan kontribusi untuk meningkatkan kebahagiaan masyarakat Indonesia dengan dibentuknya JKT48 sebagai perluasan dari AKB48.  
Dalam sektor pendidikan, masyarakat Indonesia sangat terbantu dengan diadakannya program beasiswa untuk melanjutkan studi di Jepang. Program beasiswa ini tidak hanya untuk peningkatan kualitas akademik, Jepang pun memanfaatkannya sebagai diplomasi budaya.  Pada program beasiswa yang dilakukan di Jepang, para mahasiswa asing, termasuk mahasiswa dari Indonesia diberi pelajaran mendalam tentang Jepang diantaranya bahasa Jepang, kebijakan politik sains Jepang dan nilai-nilai luhur budaya Jepang. Sehingga tidak heran, mahasiswa asing lulusan Jepang sangat mencintai Jepang. Jepang telah berhasil menerapkan diplomasi sains dan memenangkan perang pemikiran dan budaya. Mereka tidak perlu mengerahkan para dubesnya untuk memproposikan citra Jepang. Cukup lewat mahasiswa asing yang mereka didik, tanpa di minta pun mereka akan memberikan citra pada Jepang sebagai negara yang maju, aman, tentram, sejahtera, pekerja keras, disiplin dan berbudaya luhur. Sehingga citra Jepang sebagai negara penjajah di masa lalu dianggap lambat laun menghilang.
Fenomena tersebut sejalan dengan pernyataan John Locke yang menyatakan bahwa liberalisme mementingkan kebahagiaan dan kesenangan individu. Hal itu dapat membawa kemajuan individu sekaligus kemajuan bagi kaum liberal itu sendiri. Sehingga dalam hal ini individu merupakan aktor utama dalam liberalisme, sementara negara dianggap sebagai aktor yang kurang penting karena hanya berperan sebagai penjamin kebebasan warga negaranya. Negara merupakan perantara warga negara dengan mengijinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan menggapai kebahagiannya tanpa campur tangan yang berlebihan dari orang lain. Dalam hal ini, warga negara Indonesia diijinkan oleh negara untuk memperoleh kebahagiaan yang salah satunya adalah melanjutkan studi di Jepang melalui beasiswa. Sehingga tujuan negara yang termaktub dala preambule UUD 1945 yaitu memajukan    kesejahteraan    umum,    mencerdaskan    kehidupan    bangsa,    dan    ikut melaksanakan  ketertiban  dunia  yang  berdasarkan  kemerdekaan,  perdamaian  abadi  dan keadilan  sosial dapat tercapai secara beriringan.

C.  Simpulan
Jadi sangatlah jelas bahwa perspektif liberalism begitu lekat dengan diplomasi budaya Jepang terhadap Indonesia. Negara yang sempat terlibat konflik dan penjajahan melalui aktifitas diplomasi militer (hard power), dapat berinteraksi dengan damai melalui aktifitas diplomasi kebudayaan (soft power). Kerja sama antar dua negara yang pernah bertikai pun terjalin dengan baik dalam berbagai bidang baik politik, ekonomi dan budaya.
Perdamaian dan kebahagiaan adalah keinginan dasar manusia menurut perspektif liberalism. Perang bukanlan jalan keuar terbaik dalam menyelesaikan perdebatan dan perbedaan pendapat. Kerja sama dan kolaborasi merupakan bukti dari aktifitas yang tidak akan menyebabkan konflik. Maka kegiatan kebudayaan Jepang di Indonesia, pertukaran pelajar dan program beasiswa yang diadakan Jepang merupakan kegiatan yang mendukung perdamaian dunia.   Liberalisme mengedepankan kerja sama dan diplomasi adalah  merupakan alat yang digunakan untuk kerja sama antar negara dengan tujuan mencapai national interest suatu bangsa.


 

Sumber Bacaan:
Analisis Implementasi Strategi Diplomasi Budaya Populer Jepang di Indonesia Tahun 2008-2013. Okky Gilang Matahari. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jahi61e4ae6f13full.pdf
Joseph Nye. (1990). Soft Power. Foreign Policy, No.80, Twentieth Anniversary (Autumn, 1990), 153-171
Diplomasi Budaya Jepang, diakses pada https://kulturstudi.wordpress.com/2016/04/03/diplomasi-budaya-jepang/ pada tanggal 24 Desember 2016
Festival Kebudayaan Jepang INOCHI 2016, diakses dari https://ayokuliah.id/artikel/poster/festival-kebudayaan-jepang-inochi-2016/ pada tanggal 25 Desember 2016
Keberhasilan Diplomasi Budaya Jepang di Indonesia, diakses dari SINDO http://nasional.sindonews.com/read/1013425/144/keberhasilan-diplomasi-budaya-jepang-di-indonesia-1434461995 pada tanggal 25 Desember 2016
Pengaruh Budaya Tradisional Matsuri Terhadap 55 Tahun Hubungan Diplomatik Jepang-Indonesia, diakses dari  https://serendipinityofnightlocked.wordpress.com/2014/09/28/6/  pada tanggal 27 Desember 2016
Tokoh-Tokoh Liberalisme dalam HI, diakses dari http://hiluscious.com/tokoh-tokoh-liberalism-dalam-hi pada tangal 25 Desember 2016
Perspektif  Liberalisme dalam Teori Hubungan Internasional, diakses dari http://www.ilmu-hi.com/perspektif-liberalisme-dalam-teori-hubungan-internasional/ pada tanggal 27 Desember 2016



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERUSUHAN SAMPIT (DAYAK VS MADURA) SALAH SATU ANCAMAN “HUMAN SECURITY’

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009) A.    Faktor Pemicu Kerusuhan Sampit Kerusuhan yang terjadi di Sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang terjadi antara Suku Dayak dan Madura sejak berdirinya Kalimantan Tengah . Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan. Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, terma

HUBUNGAN ANTARA TEORI SISTEM DAN FUTUROLOGI

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009)   A.    TEORI SISTEM  Konsep sistem telah diambil oleh ilmu sosial dari ilmu pasti, secara khusus dari fisika yang yang berhubungan dengan materi, energi, gerak, dan kekuatan. Semua konsep ini lebih diarahkan pada suatu pengukuran yang pasti dan mengikuti aturan-aturan tertentu. Ada yang mendefinisikan sistem dalam konteks pasti dan dalam persamaan matematis yang menjelaskan hubungan tertentu antara beberapa variabel. Namun konsep ini sangat sedikit diadopsi oleh para ahli dibidang sosial karena variabel-variabelnya sangat kompleks dan sering sangat multidimensional. Sistem merupakan kumpulan dari objek-objek bersama dengan hubungannya, antara objek-objek dan antara atribut mereka yang dihubungkan dengan satu sama lain dalam lingkungannya sehingga membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh (Whole).                                 T eori sistem umum pada awalnya diusulkan oleh ahli biologi bernama Ludwig von Berta

Manfaat Pencak Silat untuk Anak Usia Dini

"Anak saya masih TK, boleh ga ikut latihan bela diri?" "Duh anak saya aman ga ya kalau ikut latihan silat? Takutnya dia jadi suka pukul temannya." "Wah bahaya banget deh anak kecil udah ikut latihan silat?" Pertanyaan diatas adalah contoh kekhawatiran orang tua atau masyarakat pada umumnya tentang keikutsertaan anak usia dini dalam aktivitas beladiri, khususnya pencak silat. Padahal, pencak silat bukan sekedar bela diri. Ulasan manfaat pencak silat secara umum sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya. Silahkan kunjungi link http://cikizentukangetik.blogspot.co.id/2017/11/manfaat-silat-bukan-sekedar-untuk-bela.html?m=1 . Kali ini tulisan saya khusus mengulas manfaat pencak silat untuk anak usia dini. Saya mulai melatih pencak silat anak usia dini sejak tahun  2008 di  Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri . Tak terasa, ternyata sud ah hampir 10 tahun. Dalam perjalannya saya selalu belajar dari anak-anak dan orang tua mereka. B