Langsung ke konten utama

UJI KETAHANAN KAKI BERBONUS UDARA SEGAR


Repost FB - 27 Desember 2016

Setelah kemarin lusa uji ketahanan badan dari kedinginan di Sukabumi...kemarin saatnya uji ketahanan kaki di Tahura Ir.H.Djuanda Dago

Sebelumnya pemanasan dulu foto-foto di hammock dan menikmati sensasi Gua Belanda...

Oiya..HTM Tahura sekarang 12 ribu...(anak2 gretong)...lalu untuk menclok di hammock biayanya 20 ribu/orang...jatah waktu menclok di hammock untuk foto-foto 15 menit...proses naik dan turun ga dihitung...untuk foto..bisa minta tolong sama pihak pengelola hammock nya...

******

Udah lama ga naik-naik ke Puncak gunung tinggi-tinggi sekali (sambil nyanyi)...
Biasanya nikreuh cukup di tengah kota sambil pahibut sama kendaraan dan udara yang tercemar...
Kemarin...atas desakan 2 pemuda dari Majalaya dan Cibiru... uji ketahanan kaki berhasil dilaksanakan di Tahura Ir.H.Djuanda...

Selepas keluar dari Gua Belanda...mulai menentukan arah ...mau kemanakah kitaaa??? (Ala2 Dora) sambil lirik2 papan penunjuk arah yang dilengkapi jarak tempuhnya...akhirnya kita ambil jalur terpanjang...Curug Omas Maribaya (4,5 km) .... di plang depannya sih tertulis 4,3 km...tp dr Gua Belanda 4,5 km...

Saat akan mulai berjalan...sempat bertanya jg kepada tukang ojek mengenai prakiraan waktu ...ternyata tukang ojeknya lumayan lebay...wajar sih..namanya jg nyari penumpang...ditambah kita bawa anak kecil...ZenaQuin yang selalu ngintil...tapi...judulnya jg mau uji ketahanan kaki...ojek kita tolak lah....

Akhirnya dengan semangat membara...kita berangkaaaat!!!

Di tanjakan pertama Zena mulai mengeluh...tapi berhasil dialihkan dengan diajak mencari tumbuhan putri malu...tanjakan selanjutnya ada warung...Zena tergoda...baiklah...kita mampir dulu sambil ngeganjel perut...setelah perut terisi...pasukan berangkat lagi...
Zena terus dimotivasi supaya bisa menyelesaikan perjalanan tanpa digendong...beurat cyiiiint...udah cukup kita estafet gendong yang kecil (Quin) dan gendong ransel...
*ransel itu isinya perabotan bocah..terutama baju...karena bawa bocah itu unpredictable..kadang baju cepet kotor...atau mungkin Quin kebobolan pipis di celana...eh tapi ternyata ya...isinya ga ada yg kepake...baju yang dipake bocils pun kotornya standar...cuma kena tanah...Quin yang sudah bebas popok pun ga kebobolan...ah senangnya...#hematnyuci

Udara segar dan pepohonan tinggi nan banyak  membuat siang yang panasnya "ereng-erengan" pun ga kerasa....napas yang agak ngos2an sungguh terobati oleh AC ciptaan Alloh ini...Subhanalloh...

Memang rute ini 2x lipat dari rute tahun kemarin (hanya sampai penangkaran rusa)...tapi tantangan harus ditambah dong ya...
Godaan bagi yang mudah menyerah salah satunya tukang ojek...hehe...mereka udah nunggu di titik2 rawan kelelahan...

Ojek2 yang ada di jalur perjalanan pun adalah salah satu sumber polusi di sana...semoga jumlahnya tidak bertambah ya...agar kesegaran dan kebersihan udara tetap terjaga...

Singkat cerita...setelah kita melewati kurang lebih 4 tanjakan yang curam...sampailah kita di Curug Omas Maribaya dengan disambut sekawanan monyet yang berkeliaran....waktu tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit (termasuk istirahat dan proses estafet Quin dan ransel)....

Cipratan air Jurug bikin syegeeerr....
Mencari lahan datar dan mencari ganjel perut yang lebih nampol...lotek, gado-gado,kupat tahu plus nasi, es susu dan es teh manis jadi pilihan kuliner kita...jadi bensin buat turun lagi ke tempat semula...harga makanan td @10 ribu...minumannya @5 ribu...lumayan lah bikin seubeuh dan segar lagi...

DI Curug Omas Maribaya ini...toiletnya bersih...tukang makanan banyak, tapi arena bermain anak2nya kurang  terawat...tp gpp lah...sampe sini jg cuma untuk istirahat sejenak...ZenaQuin main perosotan sebentar...setelah itu Quin berbedar dan Zena bobo...

Kurang lebih 1 jam istirahat di Maribaya...setelah badan segar kembali...dan otot kaki agak lemas lagi...kita berangkat lagi...puuulang...

Sebelum berangkat...kembali memotivasi Zena agar semangat dan sukses sampai titik awal keberangkatan tadi...karena dia senang masuk Gua Belanda...dimotivasinya "Nanti kita masuk Gua Belanda lagi"...
Kalau Quin...ga perlu dimotivasi...yang perlu dimotivasi yang gendongnya...heuheu...Selama perjalanan pulang...Quin bobo teruuusss...

Perjalanan turun begitu "nereleng" ga nemu lagi tanjakan yang berarti...yakin banget bakalan lebih cepat sampai...ternyata betul...perjalanan hanya 40 menit an...itu pun sudah termasuk mampir dulu ke telotet...eh...toilet....oh ya..toilet di sepanjang jalur jg bersih loooh...

Kurang lebih 10 km sudah kita melangkah...entah berapa ribu langkah kaki...

Setelah keluar dari gerbang Tahura...kembali kita berhadapan dengan dunia nyata...bertemu lagi kendaraan yang memproduksi polusi...bertemu lagi dengan kemacetan...menghirup lagi udara berpolusi...

Salah satu tempat kita untuk selalu dan semakin bersyukur adalah hutan...kekuasaan dan kehebatan-Nya tak terbantahkan...

Semoga puluhan tahuh bahkan ratusan tahun ke depan...Tahura tetap seperti itu...memberikan AC alami yang menyehatkan...tetap terjaga kelestariannya, kebersihannya dan kesegarannya...Aamiin...

*akhirnya sampai rumah dengan selamat...
*sebagai emak2...tetap harus bertemu dengan kenyataan hidup yang kebih berat...cucian dan setrikaeuuun...🙈🙈🙈🙈🙈🙈

#mencetakgenerasidoyannikreuh
#cikiciiiiw!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERUSUHAN SAMPIT (DAYAK VS MADURA) SALAH SATU ANCAMAN “HUMAN SECURITY’

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009) A.    Faktor Pemicu Kerusuhan Sampit Kerusuhan yang terjadi di Sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang terjadi antara Suku Dayak dan Madura sejak berdirinya Kalimantan Tengah . Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan. Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, terma

HUBUNGAN ANTARA TEORI SISTEM DAN FUTUROLOGI

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009)   A.    TEORI SISTEM  Konsep sistem telah diambil oleh ilmu sosial dari ilmu pasti, secara khusus dari fisika yang yang berhubungan dengan materi, energi, gerak, dan kekuatan. Semua konsep ini lebih diarahkan pada suatu pengukuran yang pasti dan mengikuti aturan-aturan tertentu. Ada yang mendefinisikan sistem dalam konteks pasti dan dalam persamaan matematis yang menjelaskan hubungan tertentu antara beberapa variabel. Namun konsep ini sangat sedikit diadopsi oleh para ahli dibidang sosial karena variabel-variabelnya sangat kompleks dan sering sangat multidimensional. Sistem merupakan kumpulan dari objek-objek bersama dengan hubungannya, antara objek-objek dan antara atribut mereka yang dihubungkan dengan satu sama lain dalam lingkungannya sehingga membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh (Whole).                                 T eori sistem umum pada awalnya diusulkan oleh ahli biologi bernama Ludwig von Berta

Manfaat Pencak Silat untuk Anak Usia Dini

"Anak saya masih TK, boleh ga ikut latihan bela diri?" "Duh anak saya aman ga ya kalau ikut latihan silat? Takutnya dia jadi suka pukul temannya." "Wah bahaya banget deh anak kecil udah ikut latihan silat?" Pertanyaan diatas adalah contoh kekhawatiran orang tua atau masyarakat pada umumnya tentang keikutsertaan anak usia dini dalam aktivitas beladiri, khususnya pencak silat. Padahal, pencak silat bukan sekedar bela diri. Ulasan manfaat pencak silat secara umum sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya. Silahkan kunjungi link http://cikizentukangetik.blogspot.co.id/2017/11/manfaat-silat-bukan-sekedar-untuk-bela.html?m=1 . Kali ini tulisan saya khusus mengulas manfaat pencak silat untuk anak usia dini. Saya mulai melatih pencak silat anak usia dini sejak tahun  2008 di  Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri . Tak terasa, ternyata sud ah hampir 10 tahun. Dalam perjalannya saya selalu belajar dari anak-anak dan orang tua mereka. B