Zena termasuk anak yang pecicilan, tidak bisa diam (termasuk bobo pun kadang riweuh). Hari itu sekolah libur, tepatnya pada hari Sabtu, 26 Agustus 2017. Sang adik (Quin) bobo siang, sehingga Zena tidak ada teman bermain. Jika kondisinya seperti itu, Zena seringkali "ngulik" apapun yang ada di sekitarnya.
Saat itu saya pun sedang beristirahat, selonjoran dan akhirnya terlelap di siang bolong. Jarang-jarang lah saya bisa "boci". Kebetulan siang itu bude nya Zena ada di rumah karena hari Minggu kami akan berangkat ke Jakarta untuk menghadiri pernikahan kerabat. Awalnya tercium wangi di ruangan. Terkadang wangi bedak bayi, terkadang wangi parfum. Di dapur pun terdengar suara benda-benda plastik bertabrakan. Tapi kami santai saja karena memang sudah mengira Zena yang ada di sana. Sesekali saya bertanya, " Zen..lagi apa?". Zena cukup menjawab, " Maiin..".
Lalu, bude nya Zena hendak ke toilet. Disitulah baru ketahuan apa yang dilakukan Zena. Sang bude pun melapor bahwa Zena mainan bedak bayi, minyak wangi dan air. Walaaah...saya langsung menghampiri Zena. Memang betul, Zena mainan bedak sehingga lantai pun licin. Saya minta Zena menyudahi bermain bedak dan parfumnya karena akhirnya membuang-buang kedua benda tersebut.
Sampai akhirnya, terlihatlah bulatan-bulatan yang bertumpuk dalam sebuah wadah.
Saya pun bertanya,"Itu apa Zen?". Zena menjawab, "bikin mochi...". Hohoho...iya juga...bentuknya seperti mochi. Lalu saya lihat barang-barang yang Zena gunakan untuk membuat mochi tersebut. Simple saja, hanya biji salak, bedak bayi, parfum, air, gelas bekas air mineral, pulpen rusak untuk mengaduk, wadah untuk menyimpan "mochi".
Ah...luar biasa...anak Bunda memang kreatif. Walau memang pada akhirnya harus diarahkan mengenai boleh tidak nya benda-benda tersebut dimainkan, Zena jempolan.
Saya memang tidak membelikan banyak mainan. Malah sejak dia lahir hanya saya belikan beberapa saja. Karena usia mainannya tidak akan tahan lama. Boneka belum seminggu sudah dimutilasi, alat masak-masakan baru beberapa hari sudah berceceran entah kemana. Jadi pada akhirnya saya lebih memilih tidak membuang botol bekas air mineral atau dus bekas sepatu atau apapun yang tidak kotor. Karena lewat benda-benda tersebut Zena dan Quin bisa bereksperimen sendiri. Benda-benda tersebut juga bisa menjadi mainan edukatif. Tidak perlu mahal-mahal dalam memberikan mainan pada anak apalagi sampai jutaan (bisa sih kalau dipakasakan...tapi buat apa??), karena yang terpenting adalah esensi dan tujuannya. Alhamdulillah dari barang-barang bekas tersebut sudah banyak kreasi yang dihasilkan Zena.
Biarlah rumah berantakan, asal jangan keuangan yang berantakan gara-gara terlalu sering membeli mainan mahal hanya karena kekinian atau mainan yang dengan cepat "dirusakan"...hehe..
Oiya...ada yang ga kalah penting. Untung saja saat aktifitas ini Quin belum bangun. Coba kalau sudah bangun, duet mauuuut laah merekaaaa....😌😵😂
#cikiciiiwww!!!
Komentar
Posting Komentar