Terjun di dunia jualan online sekitar tahun 2010. Kala itu berjualan sprei, baju, tas dan barang lain yang tidak termasuk "fragile". Mau terlempar, terbanting, tertumpuk, dan tergoncang-goncang dalam pengiriman pun aman lah💪💪.
Namun pada sekitar tahun 2013, terlintas ide untuk menjual barang-barang yang terbilang "fragile" yaitu perabotan berbahan seng/ enamel serta mug jar kaca yang sedang ngehits kala itu. Awal mula tertarik untuk menjual perabotan seng adalah karena ada customer yang menanyakan barang tersebut setelah saya upload koleksi pribadi di medsos.
Ternyata ide tersebut dapat terealisasi sampai sekarang dan bisa dibilang sebagai produk andalannya "cikizentokosagalaaya". Tidak mudah memang dalam menjalankan bisnis perabotan seng ini. Tantangan utamanya adalah "kefragilan" barang-barang tersebut. Prosesnya pun lebih panjang dibanding menjual barang-barang yang sebumnya saya jual. Selain quality control barang kiriman dari distributor, packaging pengiriman kepada customer pun harus super duper ekstra. Selain itu penyimpanan pun harus hati-hati, apalagi di rumah ada dua bocils yang tingkat kekepoannya tinggi dan pecicilan tiada habisnya 👸👸.
Tidak cukup sampai packaging yang super duper ektra tadi. Setelah barang dikirim seringkali masih dag dig dug apakah barang diterima dengan baik oleh customer atau tidak. Karena walau sudah dirasa aman dan tahan banting, beberapa kali terjadi barang hancur di perjalanan. Nah kalau kehancuran itu terjadi hanya ada beberapa kemungkinan yaitu:
1. Customer memaklumi dan bersedia menerima apapun kondisinya dengan tenang😊.
2. Customer marah-marah dan meminta dikirim ulang tanpa mau membayar biaya tambahan 😈.
3. Customer minta dikirim ulang dengan membayar biaya ongkir 😉.
4. Customer minta dikirim ulang dengan membayar penuh produk dan ongkir (jaraaang banget yang model gini) 😍.
Selain kehancuran tadi, barang nyasar dan tidak sampai sama sekali kepada customer pun bikin puyeng. Asli deh kalau udah begitu, enaknya jualan online cuma pas ngecek mutasi rekening, saldo bertambah 💵💃.
Apapun, pasti ada resikonya. Apalagi jualan barang "fragile". Tapi kok kenapa ga berhenti aja sih jualan barang "fragile" begitu? Kan masih banyak barang lain yang sekarang lagi ngehits dan banyak peminatnya.
Ah..saya mah orangnya anti mainstream dan suka tantangan (beuh!)😄. Selain itu saya lebih senang jual barang yang saya sukai dan sering saya pakai. Jadi lebih menjiwai dan saat promosi juga ga melebih-lebihkan. Sesuai porsi barangnya saja.
Oiya, selain proses QC, packaging dan pengiriman, ada satu proses lagi yang terbilang butuh perjuangan yaitu pemotretan produk. Ah motret doang masa susah?. Eh bukan susah enggaknya, tapi barang barang ini tiap datang bisa berbeda motif nya apalagi cangkir seng custom. Kalau hanya satu dua sih okey. Tapi kalau banyak?. Proses pemotretan itu ga cukup hanya cekrek upload. Perlu dukungan pencahayaan yang baik, properti yang oke, suasana yang tenang (moto produk saat duo bocils melek akan menyebabkan mulut ikut bekerja), dan mood yang bahagia. Belum lagi proses editing foto. Panjaaang...dan laaaaamaaa...(itulah coki2).
Jadi nih ya..jualan online itu bukan sekadar terima orderan, kirim, beres. Banyak proses di belakangnya yang kadang bikin nangis dan ngakak guling-guling. Jadi buat customer online shop, tolong lah ya lebih berperikemanusiaan juga kalau belanja..kalau nawar ya sewajarnya, jangan kebangetan 😁. Soale ada banyak tenaga yang kalau dihitung-hitung ga akan terhitung dengan materi.
Penjual akan sangat terhibur kalau dapet customer yang ga banyak bertanya dengan pertanyaan yang terkesan mencurigai, lalu langsung transfer setelah chit chat beberapa saat 😍💵.
Yaaa...karena sesungguhnya jualan online itu hanya enak saat mengecek mutasi rekening, selebihnya....😰😁😂
Tapi ya tetap Alhamdulillah....
#cikiciiiwww!!
Namanya jualan, ada suka dan dukanya
BalasHapusSemangat mbak..
Smg lancar