Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

BALAPAN

Repost FB 22/01/17 Balapaaaaaaaan.... Sekarang 2 bocil ini sudah bisa jadi partner... Bisa saling memotivasi... Quin jadi follower Zena... Zena setiap melakukan kegiatan selalu ingin ada Quin... Walau terkadang pada kegiatan tertentu akhirnya Quin cukup jadi "anak bawang"... Sempat berpikir kalau di kolam mungkin Quin bakal jadi "anak bawang"...ternyataaaaa...untuk kegiatan di kolam renang Quin cukup bisa mengimbangi Zena... Sudah berani nyebur sendiri... bisa diajak balapan dengan Zena.... Zena juga jadinya termotivasi dong untuk lebih berani... Karena keduanya sudah bisa "berenang sendiri" dengan bantuan pelampung.... Emak pun bisa berenang dengan bahagia... Tanpa diganteli bocils... Mereka balapan ngejar emaknya berenang... Emak pun cukup menunggu diujung  menjadi juri di kolam... Kalau bocils sudah sampai... Emak berenang lagi ke ujung kolam yang lain... #cikiciiiiw!!

DISASABKEUN KU SUPIR ANGKOT

R epost FB 220117 Seorang kakek dengan cucunya naik angkot di daerah Gasibu...tujuannya ke Bojong Koneng...beliau bercerita telah "disasabkeun" oleh supir angkot hijau.. Saya bertanya naiknya dari mana.. Ternyata dari Cicaheum...  bapanya lupa belokan ke arah Bojong Konengnya...Pak supir yang dari awal naik sudah diingatkan untuk diturunkan di dekat Bojong Koneng pun tiis aja... Kebetulan penumpangnya hanya bapak dan cucunya... Tau2 udh di Gasibu aja.... Pantesan kok jauh benget katanya.... Teungteuingeun pisaaaan... Cicaheum - Bojong Koneng itu ga terlalu jauh....ini malah pleeeeeeng... Diturunkan di Gasibu... Kasiaaaan bapanya... Mana gendong2 bocah... Panas...paciweuh juga di Gasibu nya...  Cik atuh... Kalau pun ga ada penumpang tong kitu2 teuing carana... Jabaning ini mah orang tua... Omat... Kalau punya teman/saudara/kabogoh yang berprofesi sebagai supir angkot.... Kasih tau,  nyari penumpang itu yang bener... Jangan cuma ingin dapet penumpang segala cara

ADAB MENUNTUT ILMU

Oleh : S intia Catur Sutantri NICE HOMEWORK 1 Kelas Matrikulasi IIP Batch#3 Grup WA bertambah 1 lagi... grup tersebut bernama : "MIP Batch#3 Bandung 1"...💌👥 Semenjak grup tersebut menclok di HP saya... Otomatis bahan bacaan di HP pun bertambah... Walau 3 hari kemarin masih menjadi silent reader... Tapi saya menyimak dengan baik kok.. Hanya jempol saya saja yang belum sempat menari-nari dalam grup tersebut...😀😀 Demi bertambahnya ilmu dalam kehidupan... Saya terima bacaan-bacaan tersebut dengan senang hati... Semoga menjadi penerang dalam menjalani track kehidupan... Aamiin... 😇😇 Hingga sampailah pada masa penyampaian Nice Home Work yang pertama atau disingkat NHW1...📝📝 Bagi saya NHW 1 itu adalah pijakan awal untuk "melangkah" bahkan "berlari" dalam track kehidupan...terutama kehidupan berumah tangga setelah bergabung dengan IIP... (Karena track kehidupan itu sudah disediakan sejak kita dilahirkan)...🚶🏃 Posisi saya sekaran

REJECT = REJEKI

Sejak awal merintis berjualan barang-barang jadul dari seng,  kegiatan sortir menyortir barang adalah kegiatan yang wajib dilakukan karena ingin memberikan kualitas barang yang baik kepada customer... Walau memang untuk barang dari seng atau enamel jarang sekali ada yang mulus semulus kaki model papan atas... Paling sering ditemukan adalah cat tidak rapi dan "pocel"/"boncel"... Alhasil.. Menumpuklah barang-barang reject itu... Banyaknya sih piring, cangkir dan mangkok seng karena pembelian ke suplier berlusin-lusin... Kriteria reject dari barang enamel ini adalah "pocel"/"boncel"...dimana ada bagian yang terlepas dari barang enamel tersebut.... Awalnya... Gpp lah yang reject dipakai sendiri... Tapi lama-lama terkumpul banyak... Berlusin-lusin....tanya ke suplier apakah bisa diretur... Ternyata ga bisa... Sempat down juga melihat tumpukan barang reject... Klo gini terus.. Rugi nih lama-lama... Tapi,  seiring terus bertambahnya peminat barang

KERUSUHAN SAMPIT (DAYAK VS MADURA) SALAH SATU ANCAMAN “HUMAN SECURITY’

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009) A.    Faktor Pemicu Kerusuhan Sampit Kerusuhan yang terjadi di Sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang terjadi antara Suku Dayak dan Madura sejak berdirinya Kalimantan Tengah . Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan. Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, terma