Hanya di tempatku...
Seseorang menjadi musuh hanya saat sedang di gelanggang hijau. Jika sudah keluar gelanggang, kami bisa berpelukan dan bersenda gurau. Pertandingan tak selamanya sebagai tempat kompetisi, namun bisa juga sebagai arena hiburan dan silaturahmi.
Dari mulai balita hingga lansia bisa berbaur dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan. Walau termasuk dunia yang "keras" namun sesungguhnya kami memiliki rasa kasih sayang yang cukup luas. Kemanapun kamu melangkah, maka akan ada keluarga yang menyambutmu disana.
Segala profesi ada dan saling melengkapi. Jika sudah menggunakan seragam putih, maka atribut profesi di luar sana akan melebur menjadi satu sebagai sebuah keluarga yang memiliki rasa asah, asih dan asuh. Jika seragam putih sudah dilepas, maka saat kembali menjalankan profesi, jiwa kekeluargaan kami akan tetap melekat dengan sifat cepat, tepat, tangkas dan berbudi luhur.
Prestasi bukan hanya sekadar naik podium. Namun saat kita bisa menaklukan diri sendiri dalam menjalani latihan, mampu menerima kekalahan dengan lapang dada, melatih anak-anak hingga mereka bisa menyerap dan mempraktikan ilmunya dengan penuh tanggung jawab, dan menjaga nama baik tempat kita bernaung. Itulah prestasi.
Aku bisa menjadi diriku yang sekarang dengan proses yang panjang. Tidak semuanya suka, ada juga dukanya. Tidak semuanya selalu sependapat, tapi perbedaan adalah arena untuk saling belajar dan pengertian. Tidak semuanya hanya urusan fisik dan otot, namun mental dan intelektual juga terlatih disana.
Hanya di tempatku, aku bisa mendapatkan banyak hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Mengubah sedikit sedaksional sebuah pepatah, maka analogi yang tepat selama ditempat ini adalah "Diterjang tak tumbang, dipuji tak terbang"
Disinilah tempatku...PERISAI DIRI.
#30haribercerita#30hbc2114#30hbc21tempat@30haribercerita@perisai_diri_pusat_official
Komentar
Posting Komentar