Ibu saya seorang penjahit. Selain menerima orderan dari luar, ibu juga sering membuatkan baju untuk saya dan kakak. Walau ibu sudah tiada, mesin jahit itu masih terawat dengan baik di rumah kakak. Mesin jahitnya masih manual, digenjot pakai kaki. Lumayan lah kalau sedang menjahit bisa sambil olah raga.
Ada hal yang saya sukai saat ibu sedang menerima pesanan menjahit baju. Ibu selalu meminta tolong kepada saya untuk memasukkan benang ke dalam jarum. Itu sebabnya beberapa kali saya juara lomba memasukkan benang ke dalam jarum pada acara Agustusan. Pelatihnya keren sih, ibu gitu loh!
Kalau ibu sudah selesai menjahit, saya pasti langsung memanfaatkan kolong mesin jahit untuk bermain. Senang saja bermain di kolong walau terlihat sempit. Tapi cukup-cukup saja sih buat saya karena badannya mungil (sampai sekarang jg masih mungil kok😊).
Permainan yang paling saya sukai saat berada di kolong mesin jahit adalah bermain mobil-mobilan. "Ngeeeeng...ngeeeeng....", sambil memutar-mutar roda mesin jahit. Saat roda berputar, pijakan yang biasa dipakai menggenjot mesin jahit otomatis bergerak dan saya duduk di atasnya. Makin saja seperti naik mobil betulan.
Saya seringkali lupa melepaskan benang dari jarum di mesin jahit sehingga benang nya menjadi kusut bahkan terlepas dari dudukannya. Tak jarang saat selesai bermain, tangan saya penuh oli. Ibu memberi oli pada mesin jahit jika genjotannya terasa berat.
Saya ingat sekali saat kelas 5 SD ada tugas keterampilan dari sekolah untuk membuat kreasi dari kain perca. Saya membuat kantong kecil untuk uang receh. Ibu mengajarkan saya membuatnya dan saat itu adalah pertama kalinya saya mencoba memakai mesin jahit dengan benar.
Duh, menulis ini, jadi kangen ibu.
#30haribercerita #30hbcmasakecil #30hbc2110 @30haribercerita
Komentar
Posting Komentar