Di tengah riuhnya angkutan umum online, terkadang angkot ngangenin. Berhubung dari jaman SD sampai kuliah, angkot jadi bagian hidup yang mengantar kesana kemari.ㅤㅤ
Saking kangennya, kemarin saya berniat naik angkot saat akan menjemput bocah sekolah. Padahal biasanya males ngangkot karena jaraknya cukup jauh. Jadi seringnya sih sekarang pakai "ojol".ㅤㅤ
ㅤㅤ
Duduk di depan bersama pak supir adalah kesukaan banget. Karena saya bisa berbagi cerita tentang apapun dengan pak supir. Nah kemarin kebetulan sekali angkot kosong dan saya bisa duduk di depan.ㅤㅤ
ㅤㅤ
Percakapan dengan pak supir dimulai dari masalah kemacetan di Kota Bandung berlanjut membahas waktu libur sekolah. Saat ada penumpang lain naik, terdengar penumpang berbicara dengan logat Batak. Karena pak supir pun berasal dari Medan, kami lanjut membicarakan Batak, Mandailing, Toba, Siregar, Siantar, Manurung, serta wilayah dan marga lainnya di Sumatera Utara. Asyik juga membahas budaya daerah lain.ㅤㅤ
ㅤㅤ
Selanjutnya kami membahas masalah calon guberbur Jawa Barat dan Wali Kota Bandung. Politik pun kami bahas. Ada kesimpulan bahwa pandangan politik supir angkot pun bisa dipengaruhi oleh pemilik angkot. Jika setoran supir angkot diringankan pemilik angkot, maka pandangan politik sang supir bisa saja sama dengan pemilik angkot. Itu kata supir angkotnya lho ya...ㅤㅤ
ㅤㅤ
Ah...memang ngangkot selalu ngangenin kalau dalam situasi santai.ㅤㅤ
Saya bisa berbincang ringan tentang banyak hal. Ngalor ngidul...kadang ga nyambung. Tapi dengan begitu kita bisa memahami segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda secara sederhana namun tetap memberikan wawasan yang luas.ㅤㅤ
ㅤㅤ
Ada yang suka ngangkot juga?ㅤㅤㅤㅤ
@30haribercerita #30haribercerita #30HBC1803 #30hbc1803
Komentar
Posting Komentar