Belakangan, kritik terhadap pemimpin sangat banyak terdengar. Kritik terhadap pemimpin nasional, pemimpin partai, pemimpin organisasi, pemimpin sebuah lembaga, sampai pemimpin dalam kelompok kecil pun terdengar merajalela. Ujung-ujungnya bukan hanya kritikan, tapi berupa aktivitas menyalahkan.
Kalau saya menangkap kriktik itu berupa upaya memberi koreksi dan masukan demi perbaikan dari sebuah kekurangan. Sedangkan menyalahkan merupakan tindakan yang cenderung menjatuhkan tanpa memberi solusi. Bisa terdengar dan terbaca dengan mudah mana yang bermaksud mengkritik atau menyalahkan. Media dan cara penyampaiannya pun biasanya berbeda. Orang yang mengkritik biasanya mengajak bicara langsung tanpa perantara. Jika di depan umum pun akan disampaikan secara baik-baik. Sedangkan aktivitas menyalahkan bisa dilakukan didepan umum dengan cara yang kurang baik. Aktivitas menyalahkan yang cukup meyeramkan adalah lewat media sosial. Baik dalam beranda maupun grup sebuah kelompok dalam media sosial.
Oiya, bicara pemimpin tidak bisa dilupakan juga teorinya. Sy mengutip teori kepemimpinan
George R. Terry. Menurutnya, kepemimpinan merupakan hubungan yang ada dalam seseorang atau pemimpin dan pengaruh yang lain untuk mau bekerja secara sadar dalam kaitannya dengan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Orang yang menjadi pemimpin pasti memiliki tujuan. Tujuan tersebut tidak di bisa dijalankan seorang diri. Perlu koordinasi secara sadar dengan pihak lain.
Resikonya, saat koordinasi tidak terjalin dengan baik terjadilah chaos, kekacauan, dan tujuan yang terhambat. Di saat inilah seorang pemimpin harus siap dikritik atau disalahkan.
Masih untung jika memperoleh kritikan. Tapi apakah semua pemimpin siap jika disalahkan? Tapi memang sudah seharusnya pemimpin itu siap disalahkan. Jangan mau jadi pemimpin jika tidak siap disalahkan!
.
.
@30haribercerita #30hbc1902
Komentar
Posting Komentar