Langsung ke konten utama

GURU PERTAMA KAMI


Kami bertiga terlahir dari rahim yang sama (sebetulnya kami 4 bersaudara, tapi satu orang lagi sedang tidak di Bandung). Profesi yang kami jalani sama, ibu 2 anak dengan tugas tambahan sebagai guru. Kakak pertama menjadi guru SD, kakak kedua menjadi guru TK, sedangkan saya pernah menjadi guru TK, guru SD, guru les privat dan sekarang menjadi guru mahasiswa (orang biasa menyebutnya dosen). Selain guru di dunia akademik, saya juga menjadi guru silat anak TK hingga mahasiswa.

Kenapa kok semuanya menjadi guru?
Jawabannya sederhana saja sih, takdir.
Namun kalau saya pribadi, sejak kecil memang bercita-cita ingin menjadi guru. Kalau ditanya kenapa? Jawaban kala itu ga tau 😅.

Pernah suatu waktu di sebuah madrasah, saya ditanya oleh guru ngaji tentang suatu hal. Kala itu saya malu-malu menjawabnya. Sampai beliau bilang, "katanya mau jadi guru, ga boleh malu-malu dong." Dulu, saya ini pemalu dan gak percaya diri kalau harus bicara di depan orang banyak. Cara bicara saya cenderung cepet kadang bikin orang ga paham saya ngomong apa 😅. 

Tapi sekaraaaang...ya gitu deh. Profesi di dunia publik yang saya tekuni memaksa untuk "belajar berbicara" dan "berbicara lebih banyak". Urat malu diputusin dulu. Karena kalau malu-malu ya gimana ilmu nya bisa nyampe.

Oiya, kembali ke profesi sebagai guru dari 3 bersaudara yang ada di foto. Kami hanya bisa bertemu dengan kualitas dan kuantitas waktu yang baik kalau sedang liburan sekolah. Itulah salah satu bonus menjadi guru, saat anak-anak libur, kami pun libur. 

Bonus lain jadi guru adalah dengan mengajar maka kita pun akan belajar. Setiap materi yang akan disampaikan membutuhkan pendalaman terlebih dahulu. Apalagi zaman sekarang, banyak sekali ilmu yang harus disampaikan kepada anak didik, bukan hanya teoritis akademis, masalah moral dan attitude itu lebih penting. 

Guru bukan orang yang paling pintar. Guru juga seringkali "belajar" dari murid-muridnya. Jadi kalau ada murid yang pengetahuannya lebih luas dari pada guru nya, sah-sah saja. Artinya sang guru harus belajar lebih banyak. Saya pribadi senang sekali membuka diskusi dengan peserta didik, banyak hal kekinian yang bisa dijadikan contoh dari sebuah definisi maupun teori.  

Lalu siapakah guru pertama kami? Sudah jelas, mereka adalah kedua orang tua kami yang sudah mengajarkan banyak hal dari mulai proses kita mengenal rahim, mengenal dunia, tengkurap, berbicara, berjalan, membersihkan diri, keagamaan, mengatur emosi, pembentukan kepribadian, kesederhanaan, perjuangan dalam hidup, tanggung jawab dan masih banyak lagi. Dari mereka juga kami belajar ikhlas menerima kehilangan. Bagaimana tidak? Mereka kembali kepada Sang Pencipta di tahun yang sama, hanya selang 5 bulan. Ibu tanggal 6 Juni 2013 dan bapak tanggal 10 November 2013. Kehilangan benda kesayangan kita saja rasanya hancur, apalagi kehilangan orang tua yang sudah membersamai kita sejak lahir ke dunia ini.

Jadi sehebat apapun kami sebagai guru, selalu ada yang berperan lebih besar atas kesuksesan kami. Ibu dan bapak kami adalah guru pertama kami sampai kapanpun. 

Hormat selalu untuk seluruh guru di dunia.

#30HBC2003 #30haribercerita @30haribercerita





Komentar

Postingan populer dari blog ini

KERUSUHAN SAMPIT (DAYAK VS MADURA) SALAH SATU ANCAMAN “HUMAN SECURITY’

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009) A.    Faktor Pemicu Kerusuhan Sampit Kerusuhan yang terjadi di Sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang terjadi antara Suku Dayak dan Madura sejak berdirinya Kalimantan Tengah . Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan. Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, terma

HUBUNGAN ANTARA TEORI SISTEM DAN FUTUROLOGI

Oleh : Sintia Catur Sutantri (170820160009)   A.    TEORI SISTEM  Konsep sistem telah diambil oleh ilmu sosial dari ilmu pasti, secara khusus dari fisika yang yang berhubungan dengan materi, energi, gerak, dan kekuatan. Semua konsep ini lebih diarahkan pada suatu pengukuran yang pasti dan mengikuti aturan-aturan tertentu. Ada yang mendefinisikan sistem dalam konteks pasti dan dalam persamaan matematis yang menjelaskan hubungan tertentu antara beberapa variabel. Namun konsep ini sangat sedikit diadopsi oleh para ahli dibidang sosial karena variabel-variabelnya sangat kompleks dan sering sangat multidimensional. Sistem merupakan kumpulan dari objek-objek bersama dengan hubungannya, antara objek-objek dan antara atribut mereka yang dihubungkan dengan satu sama lain dalam lingkungannya sehingga membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh (Whole).                                 T eori sistem umum pada awalnya diusulkan oleh ahli biologi bernama Ludwig von Berta

Manfaat Pencak Silat untuk Anak Usia Dini

"Anak saya masih TK, boleh ga ikut latihan bela diri?" "Duh anak saya aman ga ya kalau ikut latihan silat? Takutnya dia jadi suka pukul temannya." "Wah bahaya banget deh anak kecil udah ikut latihan silat?" Pertanyaan diatas adalah contoh kekhawatiran orang tua atau masyarakat pada umumnya tentang keikutsertaan anak usia dini dalam aktivitas beladiri, khususnya pencak silat. Padahal, pencak silat bukan sekedar bela diri. Ulasan manfaat pencak silat secara umum sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya. Silahkan kunjungi link http://cikizentukangetik.blogspot.co.id/2017/11/manfaat-silat-bukan-sekedar-untuk-bela.html?m=1 . Kali ini tulisan saya khusus mengulas manfaat pencak silat untuk anak usia dini. Saya mulai melatih pencak silat anak usia dini sejak tahun  2008 di  Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri . Tak terasa, ternyata sud ah hampir 10 tahun. Dalam perjalannya saya selalu belajar dari anak-anak dan orang tua mereka. B